Thursday, January 31, 2013

Thoughts #1


              Terkadang, aku berpikir tentang arti pertemanan. Atau jika hubungan itu lebih erat lagi, persahabatan.
              Suatu hubungan tanpa adanya pertalian darah, namun terkadang bisa lebih dekat lagi dibandingkan saudara sekandung.
              Siapa temanmu? Siapakah orang-orang yang benar-benar temanmu?
              Orang-orang yang ada untukmu, terlepas seperti apapun dirimu dan kondisimu. Tanpa mementingkan agama, suku, ras, bahasa dan bangsa.
              Orang-orang yang tidak sekedar berkata ‘aku peduli’, tapi orang-orang yang memang peduli padamu. Orang-orang yang selalu melakukan hal-hal yang terlihat kecil, tetapi begitu kau menghayati lebih dalam, tindakan-tindakan itu begitu besar.
              Sekedar sapaan selamat pagi atau menanyakan kabarmu, sudah memberi kesan tersendiri.
              Mereka yang mau mengerti keadaanmu. Biarpun mereka tidak merasakan, mereka mengerti kesedihan atau kebahagiaannya.
              Mereka yang tidak merasa sayang untuk menghabiskan waktu barang beberapa jam untukmu; mereka yang mampu menyemangati jiwamu disaat kau lelah terhadap keadaan.
              Beberapa orang menemukan orang lain yang bisa mereka sebut sahabat seumur hidup. Beberapa bersahabat dengan dirinya sendiri.
              Apakah itu salah mereka?
              Tidak, tentu saja tidak.
              Merekalah korban dari orang-orang yang membatasi persahabatan.
              Orang-orang yang bersahabat hanya dengan yang mereka rasa ‘sama dan cocok’ dengan mereka. Mereka yang membuat garis pemisah.
              Mereka yang membuat orang lain merasa asing ketika berada di sekitar mereka. Mereka yang tidak mengerti cara menjaga perasaan orang lain yang bukan ‘sahabat dekat’ mereka.
              Aku membaca banyak buku tentang persahabatan. Orang-orang yang seandainya benar-benar ada di dunia, maka tidak akan ada orang-orang yang tertinggal sendirian.
              Sesulit itukah mengulurkan tangan dan berkata ‘mari, ikut kami juga’?
              Kenapa tangan itu terulur hanya bagi orang-orang yang ‘sama’ dengan kalian?

No comments:

Post a Comment